Ceritra
Ceritra Warga

Lagu Lama & Baju Y2K: Gelombang Nostalgia Menghantam!

Bagus - Wednesday, 12 November 2025 | 01:00 PM

Background
Lagu Lama & Baju Y2K: Gelombang Nostalgia Menghantam!

Pernah nggak sih kamu lagi scrolling TikTok, terus tiba-tiba muncul lagu yang udah lama banget nggak kamu denger? Atau pas lagi jalan-jalan di mal, eh, kok kayaknya anak-anak muda sekarang bajunya mirip banget sama gaya kamu pas SMP atau SMA dulu? Nah, jangan kaget kalau semua itu bikin kamu merasa 'tua', karena memang kita lagi di tengah-tengah gelombang besar yang namanya tren nostalgia. Khususnya, nostalgia tahun 2000-an alias Y2K.

Entah kenapa, satu-dua tahun belakangan ini, era milenium baru itu mendadak jadi primadona lagi. Dari deretan lagu pop-punk dan R&B yang kembali merajai tangga lagu streaming, fashion Y2K yang kembali menghiasi etalase toko, sampai film-film lawas yang di-remake dengan sentuhan kekinian. Seakan-akan, ada mesin waktu yang tiba-tiba aktif dan membawa kita semua kembali ke masa di mana Blackberry masih jadi raja, Friendster hits banget, dan BBM masih jadi aplikasi wajib. Seru, ya?

Playlist Auto-Flashback: Musik 2000-an yang Nggak Ada Matinya

Mari kita mulai dari telinga. Siapa sih yang nggak kenal dengan lagu-lagu legendaris dari band seperti Green Day, Simple Plan, atau My Chemical Romance? Atau dari penyanyi pop seperti Britney Spears, Christina Aguilera, dan boyband/girlband macam N’Sync atau Spice Girls? Dulu, kaset atau CD mereka pasti jadi koleksi wajib di rak kamar. Nah, sekarang, lagu-lagu ini bukan cuma jadi teman karaoke di kamar mandi, tapi merajai lagi berbagai platform streaming dan bahkan jadi backsound viral di TikTok.

Coba deh perhatikan, lagu-lagu kayak "Sk8er Boi" dari Avril Lavigne, "Hey Ya!" dari OutKast, atau "Complicated" juga dari Avril Lavigne, mendadak sering banget muncul di FYP. Nggak cuma itu, lagu-lagu galau ala Indonesia dari band seperti Peterpan, Ungu, atau Sheila on 7 pun kembali berjaya, membanjiri konser-konser nostalgia yang tiketnya ludes dalam hitungan menit. Ini bukan cuma fenomena 'kaum rebahan' yang beralih ke TikTok lho, tapi memang musik 2000-an ini punya daya tarik tersendiri. Melodinya yang gampang nempel di kepala, liriknya yang kadang cheesy tapi jujur, atau aransemennya yang khas banget zaman itu, bikin kita auto-flashback ke masa-masa pertama kali jatuh cinta, patah hati, atau sekadar nongkrong bareng teman di kantin sekolah. Vibesnya dapet banget, dan seolah memberi kita kenyamanan dari segala hiruk pikuk zaman sekarang.

Y2K Fashion: Baju-Baju Lawas yang Kembali Bikin Pangling

Setelah telinga dimanjakan, sekarang giliran mata. Pernah nggak sih kamu lihat selebgram atau bahkan selebriti Hollywood pakai baju yang modelnya persis kayak majalah GADIS atau Aneka Yess! edisi awal 2000-an? Yap, itulah dia tren fashion Y2K yang kembali menggila. Dari celana low-rise jeans yang bikin perut (dan kadang CD) kemana-mana, crop top super mini, bandana dan jepit kupu-kupu warna-warni, sampai tracksuit beludru ala Paris Hilton atau Britney Spears. Semua kembali ke permukaan, bahkan dengan sentuhan yang lebih modern dan edgy.

Jujur aja, dulu pas lihat lagi low-rise jeans, mikirnya 'aduh, perut buncit gini mana bisa pakai lagi?' Tapi ternyata, anak-anak sekarang dengan pede-nya nge-rock gaya itu, bahkan dengan variasi yang lebih berani. Belum lagi sepatu platform yang chunky, kacamata hitam kecil, atau tas baguette yang imut tapi muatnya cuma handphone sama lip gloss doang. Ini semua menunjukkan bahwa fashion itu kayak roda, selalu berputar. Apa yang dulu dianggap ketinggalan zaman, sekarang jadi 'statement' lagi. Nggak bisa dipungkiri, gaya Y2K ini memang playful, berani, dan seringkali eye-catching. Bikin kita bertanya-tanya, apakah kita dulu se-stylish itu ya? Atau jangan-jangan malah cuma korban mode aja, haha.

Remake Film dan Serial Lawas: Nostalgia di Layar Lebar dan Kecil

Nggak cuma musik dan fashion, layar kaca dan layar lebar pun ikut keranjingan nostalgia 2000-an. Berbagai film dan serial lawas yang dulu sukses besar, sekarang ramai-ramai di-remake, di-reboot, atau dibikin sekuelnya. Sebut saja film-film Disney seperti "Cinderella", "Mulan", atau bahkan yang lebih baru "Mean Girls" yang diadaptasi jadi musikal. Atau serial-serial populer yang dulu kita tonton sambil ngemil keripik di depan TV, sekarang hadir lagi dengan pemeran dan cerita yang sedikit berbeda. Bahkan, film-film horor jadul pun tak luput dari sentuhan remake ini.

Fenomena ini bukan tanpa alasan. Studio film atau produser pasti melihat potensi pasar yang besar dari para penonton yang rindu dengan cerita-cerita lama. Ada jaminan audiens yang sudah familiar, sekaligus kesempatan untuk memperkenalkan kisah-kisah klasik kepada generasi baru dengan teknologi sinematografi yang lebih canggih. Pertanyaannya, apakah remakes ini selalu berhasil? Kadang iya, kadang bikin kita cuma bisa geleng-geleng kepala sambil bilang 'kenapa nggak dibiarin aja sih aslinya?' Tapi satu hal yang pasti, deretan remake ini membuktikan bahwa cerita yang bagus itu abadi, dan nostalgia punya kekuatan yang luar biasa untuk menarik perhatian orang.

Kenapa Sih Kita Keranjingan Nostalgia Y2K?

Nah, setelah ngomongin ini itu, mungkin muncul pertanyaan di benak kita: kenapa sih harus Y2K? Kenapa nggak era 90-an atau 80-an sekalian? Jawabannya kompleks, tapi bisa jadi ada beberapa faktor. Pertama, mungkin ini siklus 20 tahunan tren yang udah bukan rahasia umum lagi. Apa yang populer dua dekade lalu, biasanya akan kembali lagi. Kedua, di tengah hiruk pikuk dan ketidakpastian dunia, nostalgia ini kayak selimut hangat yang nyaman. Kita rindu masa-masa yang lebih sederhana, lebih carefree, di mana masalah terbesar kita mungkin cuma PR matematika atau gebetan yang nggak bales chat.

Selain itu, peran media sosial juga sangat besar. TikTok, Instagram, Twitter, semua platform ini jadi corong yang ampuh untuk menyebarkan dan memviralkan tren nostalgia. Satu video atau postingan bisa memicu ribuan lainnya, dan akhirnya jadilah gelombang besar yang sulit dibendung. Apalagi, bagi generasi Z yang belum sempat merasakan langsung era 2000-an, tren ini jadi cara mereka untuk "mengalami" masa lalu yang dianggap keren dan otentik oleh kakak-kakak atau orang tua mereka.

Jadi, ya, tren comeback nostalgia Y2K ini bukan sekadar kebetulan. Ini adalah perpaduan antara siklus alami tren, kebutuhan manusia akan kenyamanan dan koneksi dengan masa lalu, serta kekuatan media digital yang nggak ada tandingannya. Entah sampai kapan euforia ini bertahan, yang jelas sekarang kita semua sedang asyik bernostalgia. Siapa tahu, beberapa tahun lagi giliran era 2010-an yang akan balik lagi. Siap-siap aja kaget kalau nanti tiba-tiba jaket hoodie ala K-Pop tahun 2010-an atau celana skinny jeans ketat kembali merajalela!

Logo Radio
🔴 Radio Live