Saat Robot Mengetuk Pintu: Pekerjaan Lama Hilang, Pekerjaan Baru Lahir
Bagus - Thursday, 30 October 2025 | 03:00 PM


Gelombang AI mengubah peta karier—sebagian tenggelam, sebagian justru muncul lebih cepat dari dugaan. Lonjakan penggunaan teknologi AI membuat banyak pekerjaan mengecil perannya, bahkan hilang, sementara profesi baru bermunculan seperti jamur di musim hujan, memaksa masyarakat beradaptasi secepat mungkin.
Di berbagai sektor, otomatisasi mulai mengambil alih tugas-tugas dasar. Entri data, customer service awal, hingga beberapa pekerjaan tulis-menulis sederhana kini dilakukan mesin. “Beberapa tugas hilang, tapi bukan berarti manusia tak dibutuhkan,” ujar Fajar, analis teknologi.
Di sisi lain, profesi baru muncul dengan kecepatan mengejutkan. Prompt engineer, kreator AI, hingga spesialis etika digital jadi pekerjaan yang dulu tak terpikirkan. Banyak perusahaan membuka lowongan untuk posisi yang berkaitan dengan cara mengarahkan, mengawasi, atau menggabungkan kerja manusia dan AI.
Namun perubahan ini membawa dampak sosial yang tak kecil. Sebagian pekerja merasa takut tertinggal. Kursus kilat dan pelatihan teknologi jadi solusi darurat. Pemerhati karier menyebut, “Kuncinya bukan melawan AI, tapi belajar berdampingan.”
Perubahan mungkin tak bisa dihentikan, tapi bisa diikuti. Dunia kerja terus bergeser, dan manusia selalu punya peluang baru jika mau belajar. Di era AI, fleksibilitas bukan lagi pilihan—itu adalah bekal bertahan.
Next News

Kecemasan Sosial di Era Komunikasi Virtual
7 days ago

Dampak Pendidikan Online pada Perkembangan Remaja: Antara Layar dan Realita yang Makin Jauh?
7 days ago

Pendidikan Seks di Indonesia: Antara Ada dan Tiada
7 days ago

Mental Health: Bukan Mitos, Bukan Kurang Iman!
7 days ago

Generasi Z: Penjaga Tradisi di Era Digital?
7 days ago

Deru Mesin, Derasnya Hujan: Kisah Pak Budi, Pejuang Ojol yang Tak Kenal Menyerah di Bawah Langit Surabaya
7 days ago

Lawan Short Attention Span! Jauhi Medsos?
7 days ago

Ketika Scroll Jadi Diagnosis: Fenomena Self-Diagnose dari Media Sosial yang Ngeri-Ngeri Sedap
7 days ago

Kota Meluas, Hijau Menciut: Realita Pahit Generasi Kini
7 days ago

Terjebak Paradoks Digital: Koneksi Semu, Hati Hampa
7 days ago






