Pengasuh Jadi Tersangka Utama: Update Kasus P21
Chindy - Friday, 24 October 2025 | 03:00 PM


Kasus penganiayaan santri di salah satu pondok pesantren di Malang akhirnya memasuki babak baru. Kepolisian Resor Malang memastikan bahwa berkas perkara telah dinyatakan lengkap atau P21, menandakan penyidikan rampung dan siap untuk tahap penuntutan.
“Berkas perkara sudah lengkap. Tersangka berinisial AB, pengasuh pondok tersebut, beserta barang bukti sudah kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Malang,” ungkap Aiptu Erlehana dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang, Jumat (8/11/2025).
Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Juli 2025. Saat itu, korban seorang santri berusia belasan tahun dipukul menggunakan rotan setelah kedapatan keluar pondok tanpa izin. Akibatnya, korban mengalami luka lecet di betis dan trauma psikis. Ironisnya, pengasuh pondok beralasan bahwa tindakan itu merupakan bentuk “disiplin” sesuai aturan internal pesantren.
Namun, tindakan tersebut jelas melanggar hukum dan nilai-nilai pendidikan Islam yang menekankan kasih sayang. Setelah laporan masuk ke pihak kepolisian, AB langsung ditetapkan sebagai tersangka. Barang bukti berupa rotan dan hasil visum korban turut memperkuat berkas penyidikan. Kini, semua dokumen dan tersangka telah resmi dilimpahkan ke kejaksaan untuk proses hukum berikutnya.
Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan di lingkungan pendidikan keagamaan yang seharusnya aman dan mendidik. Pemerintah Kabupaten Malang dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) ikut turun tangan memberikan pendampingan terhadap korban dan keluarganya. Banyak pihak menilai kasus ini harus menjadi alarm serius agar pola kekerasan di lembaga pendidikan, terutama pesantren, tak terus berulang.
Pondok pesantren bukan tempat menebar luka. Di balik setiap rotan yang diayunkan, ada jiwa muda yang mungkin patah. Pengasuh, guru, dan orang tua mestinya menjadi pelindung, bukan pelaku. Kekerasan atas nama disiplin tak lagi bisa ditoleransi. Sudah waktunya pendidikan berbasis kasih, bukan ketakutan.
Next News

Panik Saat Internet Mati Global? Ini Penjelasannya!
10 hours ago

Indra Sjafri Kantongi 18 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
10 hours ago

Mendiktisaintek Siapkan Lulusan Perguruan Tinggi Untuk Bersaing di Pasar Kerja Global
10 hours ago

Tiga Pelaku Curanmor Ditangkap Polisi Usai Beraksi di 10 TKP Surabaya
11 hours ago

World Angklung Day 2025 Gaungkan Diplomasi Budaya dari California hingga Chicago
14 hours ago

Cuaca Jawa Timur Hari Ini: Awan Tebal dan Potensi Hujan Petir
15 hours ago

Menkum Tegaskan: Polisi Aktif yang Sudah Duduki Jabatan Sipil Tak Perlu Mundur
a day ago

Turnamen Basket Hipmi Jaya: Pelantikan Pengurus & Silaturahmi!
a day ago

Pelantikan Klub Basket HIPMI Jaya: Gebrakan Baru!
2 days ago

Puan Maharani Apresiasi Muhammadiyah di Usia 113 Tahun: Terus Berkhidmat untuk Umat
2 days ago




