Di Balik Gemerlap Kota, Ada Ketakutan yang Tumbuh
Chindy - Friday, 31 October 2025 | 03:00 PM


Pembangunan terus berjalan, gedung menjulang, ekonomi menggeliat. Tapi di balik semua itu, angka kejahatan ikut naik tajam. Sepuluh provinsi kini memegang predikat yang tak diinginkan: paling tidak aman di Indonesia. Lonjakan kriminalitas membuat rasa aman di banyak kota berubah jadi ilusi dari Jakarta hingga Medan, bayangan kejahatan kian panjang.
Data nasional mencatat wilayah hukum Polda Metro Jaya menempati posisi teratas dalam daftar daerah dengan tingkat kriminalitas tertinggi. Sepanjang tahun 2023, ada lebih dari 87 ribu kasus kejahatan yang dilaporkan, melonjak drastis dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 32 ribu kasus. Pencurian dan penipuan menjadi dua jenis kejahatan paling dominan, masing-masing menyentuh angka di atas 22 ribu kasus.
Di urutan kedua, Jawa Timur menunjukkan kontras yang tajam. Di tengah geliat industri dan ekonomi yang terus tumbuh, provinsi ini justru dihantui oleh lebih dari 66 ribu kasus kejahatan, termasuk lebih dari tiga ratus kasus pembunuhan atau kelalaian yang berujung kematian. Di banyak kota besar seperti Surabaya dan Malang, rasa aman yang dulu terasa kini mulai terkikis oleh berita kejahatan yang kian sering terdengar.
Sumatera Utara juga mencatat angka yang mencemaskan, dengan lebih dari sepuluh ribu kasus kekerasan fisik, ratusan kasus asusila, serta ribuan pelanggaran terhadap lingkungan. Daerah-daerah lain seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur turut masuk daftar sepuluh besar. Lonjakan kriminalitas di wilayah ini dipicu oleh ketimpangan sosial, tekanan ekonomi, serta urbanisasi yang tak diimbangi dengan pengawasan sosial yang kuat.
Fenomena ini menggambarkan wajah baru kota-kota besar Indonesia: modern, ramai, tapi rapuh. Di jalanan yang penuh cahaya reklame, rasa takut diam-diam tumbuh. Masyarakat menjadi lebih waspada, sementara kepercayaan terhadap lingkungan sekitar perlahan memudar.
Di tengah semangat pembangunan yang terus digembar-gemborkan, keamanan seharusnya tidak menjadi korban. Sebab kemajuan tak hanya diukur dari banyaknya gedung tinggi atau angka pertumbuhan ekonomi, melainkan juga dari seberapa tenang warganya bisa berjalan pulang tanpa rasa cemas. Kota yang aman adalah kota yang benar-benar hidup, bukan sekadar bersinar di permukaan.
Next News

Panik Saat Internet Mati Global? Ini Penjelasannya!
in an hour

Indra Sjafri Kantongi 18 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
in an hour

Mendiktisaintek Siapkan Lulusan Perguruan Tinggi Untuk Bersaing di Pasar Kerja Global
in an hour

Tiga Pelaku Curanmor Ditangkap Polisi Usai Beraksi di 10 TKP Surabaya
in 19 minutes

World Angklung Day 2025 Gaungkan Diplomasi Budaya dari California hingga Chicago
3 hours ago

Cuaca Jawa Timur Hari Ini: Awan Tebal dan Potensi Hujan Petir
4 hours ago

Menkum Tegaskan: Polisi Aktif yang Sudah Duduki Jabatan Sipil Tak Perlu Mundur
a day ago

Turnamen Basket Hipmi Jaya: Pelantikan Pengurus & Silaturahmi!
a day ago

Pelantikan Klub Basket HIPMI Jaya: Gebrakan Baru!
a day ago

Puan Maharani Apresiasi Muhammadiyah di Usia 113 Tahun: Terus Berkhidmat untuk Umat
a day ago




