IHSG terjun bebas lebih dari 3% hari ini, meninggalkan level 8.000. Gelombang jual saham menghantam pasar sejak pembukaan, menandai hari penuh ketegangan bagi investor lokal dan asing.

Pasar saham Indonesia mengalami tekanan tajam sejak awal sesi perdagangan. Saham-saham blue chip seperti perbankan, energi, dan properti memimpin penurunan. Investor tampak buru-buru melepas portofolio, mendorong kapitalisasi pasar kehilangan ratusan triliun rupiah dalam beberapa jam pertama.

“Penurunan ini dipicu oleh kombinasi faktor global dan domestik. Reaksi pasar wajar, karena investor menyesuaikan ekspektasi terhadap risiko ekonomi dan geopolitik terbaru,” jelas analis pasar modal. Kenaikan suku bunga global dan ketidakpastian ekonomi menjadi pemicu utama koreksi ini.

Selain dampak finansial, koreksi IHSG juga menimbulkan efek psikologis. Sentimen investor melemah, transaksi saham cenderung lebih hati-hati, dan minat investasi baru menurun. Pelaku pasar mulai membandingkan situasi saat ini dengan koreksi sebelumnya, menunjukkan bahwa ketahanan pasar sangat bergantung pada kepercayaan dan informasi yang tersedia.

Sektor saham tertentu seperti teknologi dan konsumer mengalami volatilitas tinggi, sementara saham pertambangan dan energi sedikit bertahan karena permintaan global tetap kuat. Namun secara keseluruhan, tekanan jual mendominasi, dan indeks utama meninggalkan level psikologis 8.000 yang sebelumnya dianggap sebagai batas aman.

Hari ini menjadi pengingat bahwa investasi bukan sekadar angka di layar, tapi soal kepercayaan, kesabaran, dan strategi. IHSG turun bukan berarti akhir, melainkan panggilan bagi investor untuk cermat, tidak panik, dan tetap fokus pada fundamental ekonomi. Stabilitas pasar dibangun bukan hanya oleh harga saham, tapi oleh kesadaran kolektif untuk bijak berinvestasi.