Ceritra
Ceritra Update

Kabar Gembira dari BPS: Harga Telur Mulai Mereda!

Nuryadi - Monday, 24 November 2025 | 06:50 PM

Background
Kabar Gembira dari BPS: Harga Telur Mulai Mereda!

Harga Telur Ayam Nggak Meluas Lagi Naik: Setelah Bikin Deg-degan, Akhirnya Ada Angin Segar dari BPS!

Siapa di sini yang kemarin sempet pusing tujuh keliling mikirin harga telur ayam ras yang naik daun banget? Tiap mau belanja ke warung atau supermarket, rasanya kayak lagi main lotre: harga telur bakal stabil atau bikin dompet menjerit lagi? Nah, buat kalian yang merasakan kegundahan itu, ada kabar gembira nih dari Badan Pusat Statistik (BPS). Setelah sempat bikin kita semua deg-degan, BPS akhirnya mengumumkan bahwa kenaikan harga telur ayam ras kini nggak lagi meluas di Indonesia. Lega nggak, tuh?

Kabar ini bener-bener kayak oase di tengah gurun, apalagi mengingat betapa krusialnya telur dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari sarapan telur ceplok simpel, lauk di nasi padang, sampai bahan dasar kue-kue kesukaan, telur itu adalah primadona yang nggak bisa dilepaskan. Jadi, ketika harganya naik, efeknya itu langsung terasa sampai ke meja makan dan kantong belanja kita. Makanya, pengumuman dari BPS ini bisa dibilang bikin banyak orang senyum-senyum sendiri.

Agustus Penuh Drama, September Bawa Ketenangan

Coba deh kita ingat-ingat lagi drama harga telur di bulan Agustus kemarin. Aduh, itu rasanya kayak nonton sinetron yang episodenya panjang banget dan bikin gregetan. Data BPS kala itu menunjukkan, kenaikan harga telur merambah ke 434 dari 514 kabupaten/kota yang dipantau. Bisa dibayangkan kan, hampir di seluruh pelosok Indonesia, orang-orang merasakan imbasnya? Ini bukan cuma soal ibu-ibu di dapur yang jadi mikir dua kali pas mau bikin menu favorit keluarga, tapi juga pedagang warung, pemilik usaha katering, sampai UMKM yang bergantung pada telur sebagai bahan baku utama.

Kenaikan harga yang meluas itu bikin pusing berjamaah. Dari Sabang sampai Merauke, telur jadi topik hangat obrolan, bahkan mungkin sampai jadi meme di media sosial. Orang-orang saling curhat soal harga telur di pasar, seolah-olah harga telur menjadi barometer kebahagiaan finansial rumah tangga. Makanya, ketika BPS merilis data untuk periode September, banyak yang langsung melongok penasaran.

Dan bener saja, ternyata September datang membawa angin segar! Situasinya berbalik 180 derajat. Kalau di Agustus kenaikan harga telur terjadi di 434 kabupaten/kota, di bulan September ini, angka itu anjlok drastis. Kenaikan harga telur kini cuma terjadi di 151 kabupaten/kota saja. Dari yang tadinya mayoritas, sekarang jadi minoritas. Angka ini bukan sekadar statistik di atas kertas, lho. Ini mencerminkan kondisi riil di pasar dan, yang paling penting, di dapur-dapur rumah kita. Artinya, lebih banyak wilayah yang kini harga telurnya relatif lebih stabil atau bahkan turun, bikin beban pengeluaran jadi sedikit lebih ringan.

Si Pahlawan di Balik Stabilnya Harga: Pakan Ternak!

Terus, apa sih rahasianya kok tiba-tiba bisa 'adem' lagi? Kok bisa telurnya jadi nggak 'ugal-ugalan' lagi harganya? Usut punya usut, kunci utamanya ada di harga pakan ternak. Ini dia si pahlawan yang mungkin jarang kita soroti, tapi perannya nggak kaleng-kaleng.

Kalau Agustus kemarin kenaikan harga pakan jadi biang kerok utama yang bikin harga telur ikutan meroket gila-gilaan, nah di September ini situasinya beda jauh. Harga pakan ternak relatif stabil. Ibaratnya gini deh, kalau bensin motor nggak naik, ongkos ojek online juga nggak ikutan naik drastis, kan? Nah, kurang lebih gitu deh analoginya buat pakan ternak dan harga telur. Pakan itu kan komponen biaya terbesar bagi peternak ayam. Ketika harga pakan melambung, peternak mau nggak mau harus menyesuaikan harga jual telur mereka agar tetap balik modal dan nggak rugi bandar.

Jadi, ketika harga pakan ternak terjaga stabilitasnya, biaya produksi peternak ayam pun jadi lebih terkendali. Otomatis, mereka bisa menjual telur dengan harga yang lebih masuk akal di pasaran. Efek dominonya pun positif, harga telur di tingkat konsumen jadi lebih stabil dan nggak bikin jantungan lagi saat mau beli sebraket. Ini menunjukkan betapa kompleksnya rantai pasok pangan. Satu komponen saja goyang, bisa bikin seluruh sistem ikutan ketar-ketir.

Bukan Cuma Angka, Ini Soal Perut dan Kantong Kita

Berita dari BPS ini bukan cuma soal angka-angka laporan yang dibaca di kantor-kantor pemerintahan. Ini adalah kabar gembira yang langsung nyentuh kantong dan perut kita semua. Telur, lho, bahan pangan sejuta umat yang bisa diolah jadi apa aja: dari telur ceplok simpel buat sarapan, telur balado pedas, sampai bahan kue-kue premium. Kalau harganya 'anteng', semua pihak ikut senang.

Ibu-ibu di rumah bisa lebih tenang bikin menu harian tanpa harus mikir keras gimana caranya 'menghemat' telur. Pedagang warung nasi kuning, warung soto, atau bahkan pecel lele bisa senyum lebar karena modalnya aman dan margin keuntungan mereka nggak tergerus. Para pelaku UMKM yang bergantung pada telur sebagai bahan baku utama juga bisa bernapas lega dan jualan laris manis tanpa perlu menaikkan harga produk mereka secara drastis. Ini semua adalah dampak nyata dari stabilnya harga komoditas pokok seperti telur.

BPS, Sang Penjaga Gawang Inflasi

Di balik semua ini, ada peran penting BPS yang nggak bisa dianggap enteng. Mereka adalah 'penjaga gawang' yang terus memantau pergerakan harga komoditas pangan di seluruh Indonesia. Tujuannya cuma satu: mengendalikan inflasi. Inflasi itu kan ibarat monster yang diam-diam menggerogoti daya beli masyarakat. Kalau nggak dikendalikan, uang kita yang tadinya bisa buat beli banyak barang, jadi cuma cukup buat beli sedikit. Makanya, pantauan ketat dari BPS ini jadi PR banget buat pemerintah.

Mereka mengumpulkan data dari ratusan kabupaten/kota, menganalisis tren, dan memberikan informasi penting yang jadi dasar bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan. Tanpa data akurat dari BPS, pemerintah akan kesulitan dalam merumuskan strategi yang tepat untuk menjaga stabilitas harga dan ekonomi. Jadi, lain kali kalau ada berita dari BPS, jangan cuma dianggap sebagai angka-angka biasa, ya. Itu adalah hasil kerja keras yang punya dampak langsung ke kehidupan kita sehari-hari.

Semoga Tetap Stabil, Biar Hati Ikut Damai

Tentu saja, kita semua berharap tren positif ini bisa terus berlanjut. Stabilitas harga telur ayam ras bukan hanya tentang kenyamanan berbelanja, tapi juga tentang ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Semoga saja, harga pakan ternak bisa terus stabil, sehingga peternak bisa tenang berproduksi dan konsumen pun nggak perlu lagi was-was saat mau beli telur. Mari kita nikmati dulu angin segar ini, sambil terus berharap pemerintah dan seluruh pihak terkait bisa menjaga kondisi pasar agar tetap kondusif. Biar dapur tetap ngebul, dompet nggak kosong melompong, dan hati ikut damai sejahtera. Amin!

Logo Radio
🔴 Radio Live