Lebih dari seribu delegasi dari ratusan kampus di seluruh Indonesia berkumpul di Surabaya dalam rangka Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) 2025, yang digelar untuk menyusun peta transformasi ekosistem pendidikan tinggi. 

Menurut Khairul Munadi, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, KPPTI menjadi “korsa” penting bagi para pemangku kepentingan pendidikan tinggi. Ia mengatakan bahwa forum ini menjadi ruang kolaborasi antarinstitusi demi memperkuat peran kampus dalam dunia akademik, industri, dan masyarakat. 

“Kita kumpulkan semua pemangku kepentingan, akademisi, dunia usaha, media massa, dan masyarakat … kita ingin menyusun peta jalan pendidikan tinggi Indonesia yang benar-benar berdampak,” ungkap Khairul. 

Munadi menekankan bahwa untuk menjadi negara modern, Indonesia harus mengandalkan sains dan teknologi yang dihasilkan kampus serta mampu memberikan nilai tambah melalui hilirisasi. 

KPPTI 2025 mengangkat tema “Kampus Berdampak: Konsolidasi dan Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045.” Nurhasan, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sekaligus Ketua Pelaksana KPPTI, menyebut bahwa konferensi ini akan mendorong gagasan besar, komitmen bersama, dan kolaborasi yang nyata antar kampus. 

Lebih lanjut, Nurhasan berharap bahwa hasil KPPTI tidak hanya sekadar rekomendasi, tetapi bisa menjadi titik balik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi serta kontribusi kampus terhadap masyarakat. 

Sumber Foto: Konferensi Puncak Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) atau Indonesia Higher Education Summit (HES) 2025 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pada Rabu (19/11/2025). (suarasurabaya.net).