Hati-hati! Ini 7 Ciri Teman Narsistik yang Diam-diam Bikin Mentalmu Terkikis
Hilmy - Friday, 21 November 2025 | 05:30 PM


Hati-hati! Ini 7 Ciri Teman Narsistik yang Diam-diam Bikin Mentalmu Terkikis
Pernah nggak sih, kamu merasa ada yang aneh sama salah satu temanmu? Kalian sering nongkrong bareng, ketawa bareng, tapi kok pulangnya selalu ngerasa lelah, kesel, atau malah tiba-tiba insecure? Rasanya kayak abis nge-charge baterai, tapi malah daya tahanmu yang berkurang drastis. Nah, hati-hati! Bisa jadi, kamu sedang berhadapan dengan teman yang punya ciri-ciri gangguan kepribadian narsistik atau NPD (Narcissistic Personality Disorder).
Dunia pertemanan itu harusnya jadi tempat yang aman dan nyaman, di mana kita bisa saling mendukung dan berbagi. Tapi, kalau yang ada malah bikin kamu merasa kecil, dikuras energinya, dan terus-menerus dirugikan, itu sudah lampu merah, alias bahaya! Artikel Popbela pernah mengulas tuntas soal ini, dan jujur saja, poin-poinnya bikin kita yang baca jadi manggut-manggut sambil mikir, "Eh, jangan-jangan...?"
Gangguan kepribadian narsistik ini memang nggak main-main. Kadang, si pemiliknya pun nggak sadar kalau perilakunya itu sudah toxic dan merusak hubungan. Makanya, penting banget buat kita tahu tanda-tandanya biar bisa jaga diri dan mental tetap waras. Yuk, kita bedah satu per satu ciri teman narsistik yang wajib kamu waspadai:
1. Si Tukang Jatuhin Mental: Merendahkan Orang Lain Sudah Jadi Hobi
Ciri paling menonjol dari teman narsistik itu adalah kebiasaan mereka merendahkan orang lain. Mau kamu cerita pencapaian yang bikin bangga sampai ubun-ubun, eh dia malah ngomong, "Ah, gitu doang? Aku juga pernah kok, malah lebih bagus hasilnya." Rasanya kayak balon harapanmu langsung kempes kena jarum, kan? Atau pas kamu lagi insecure sama penampilanmu, bukannya dihibur, dia malah ikut-ikutan nambahin, "Iya juga sih, kamu emang agak gendutan sekarang." Jleb! Mereka seolah punya kebutuhan besar untuk merasa superior dengan menjatuhkan orang lain. Dengan membuatmu merasa kecil, mereka merasa jadi yang paling besar. Ini adalah salah satu cara mereka memupuk ego.
2. Dunia Berputar di Sekelilingnya: Egois dan Tanpa Empati
Pernah nggak sih kamu merasa seperti figuran dalam film hidup temanmu? Setiap obrolan pasti ujung-ujungnya tentang dia, masalah dia, atau rencana dia. Giliran kamu yang mau cerita, eh dia malah nggak dengerin atau mengalihkan pembicaraan. Nah, ini dia ciri khas teman narsistik: mereka cuma peduli pada diri sendiri, alias egois tingkat dewa. Empati? Nol besar! Mereka nggak bisa menempatkan diri di posisimu, apalagi ikut merasakan apa yang kamu rasakan. Buat mereka, perasaan dan kebutuhanmu itu nggak relevan. Yang penting adalah me, myself, and I. Mereka bahkan bisa nggak peka sama momen pentingmu, misalnya saat kamu lagi sedih karena suatu hal, dia malah asyik sendiri cerita kesenangannya.
3. Si Paling Benar Sedunia: Tidak Mau Kalah dan Selalu Merasa Paling Tahu
"Pokoknya aku benar, kamu salah!" Kalau kamu sering mendengar kalimat ini, atau merasakan aura ini dari temanmu, kemungkinan besar kamu sedang berhadapan dengan seorang narsistik. Mereka benci banget sama kekalahan dan nggak bisa menerima kalau ada orang lain yang lebih tahu atau lebih benar dari mereka. Diskusi sehat? Lupakan saja! Yang ada malah adu argumen yang nggak berujung, karena pada akhirnya mereka akan memutar balik fakta atau mencari seribu satu alasan untuk membuktikan bahwa merekalah yang paling jitu. Ini bikin frustrasi banget, karena seolah-olah pandanganmu nggak pernah dihargai sama sekali.
4. Sutradara Handal Kehidupanmu: Suka Memanipulasi untuk Keuntungan Pribadi
Ini nih yang paling licik dan bikin emosi! Teman narsistik adalah ahli manipulasi. Mereka jago banget merangkai kata, memainkan emosi, dan bahkan drama air mata palsu, demi mendapatkan apa yang mereka mau. Mereka bisa membuatmu merasa bersalah padahal kamu nggak melakukan kesalahan apa-apa, atau bahkan membuatmu melakukan sesuatu yang sebenarnya nggak kamu inginkan. Mereka nggak segan "memanfaatkan" kebaikan hatimu untuk keuntungan mereka sendiri. Hati-hati, lho! Kamu bisa terjebak dalam perangkap mereka dan merasa terkuras habis, baik secara materi maupun emosional, tanpa sadar.
5. Kompetitor Dalam Selimut: Iri Terhadap Pencapaian Teman
Sebagai teman, harusnya kita ikut senang dong kalau teman kita sukses atau meraih sesuatu? Tapi tidak dengan teman narsistik. Mereka punya kecenderungan iri terhadap pencapaian orang lain. Alih-alih memberikan selamat dan dukungan tulus, mereka malah bisa merespons dengan sinis, mencoba merendahkan, atau bahkan meniru dan mengklaim kesuksesanmu sebagai ide mereka. Mereka melihat pencapaianmu sebagai ancaman bagi superioritas mereka. Ini bisa jadi racun perlahan yang bikin kamu jadi nggak nyaman sendiri untuk berbagi kabar gembira atau impian dengan mereka.
6. Pusat Semesta (Menurut Dia Sendiri): Sering Membicarakan Diri Sendiri Berlebihan
"Oh iya, kamu tahu nggak? Aku kemarin..." atau "Ih, kalau aku sih ya..." Kalimat-kalimat semacam ini pasti sering banget muncul dari mulut teman narsistik. Mereka punya kebutuhan yang sangat besar untuk menjadi pusat perhatian dan divalidasi. Setiap obrolan, mereka akan selalu punya cara untuk mengarahkannya kembali pada diri mereka sendiri. Entah itu membual tentang prestasi mereka (yang mungkin dilebih-lebihkan), menceritakan betapa hebatnya mereka, atau menarik simpati tentang masalah mereka. Intinya, mereka butuh pengakuan dan pujian yang nggak ada habisnya. Rasanya kayak lagi dengerin monolog panjang, dan kamu cuma jadi pendengar setia yang nggak bisa nyela.
7. Kulitnya Tipis Kayak Tisu: Tidak Dapat Menerima Kritik Sama Sekali
Pernah mencoba memberikan masukan atau kritik (sekecil apapun) kepada temanmu yang narsistik? Siap-siap saja! Reaksi mereka bisa meledak-ledak. Mereka akan langsung defensif, marah, atau bahkan merasa diserang secara personal. Bagi mereka, kritik itu sama dengan ancaman terhadap citra sempurna yang mereka bangun. Mereka nggak punya kapasitas untuk melihat kesalahan pada diri sendiri, apalagi mengakuinya. Ini yang bikin hubungan jadi nggak sehat, karena nggak ada ruang untuk saling berkembang atau memperbaiki diri. Setiap kali kamu mencoba jujur, yang ada malah drama dan perang dingin.
Melihat ketujuh ciri di atas, rasanya kok agak familiar ya? Memang, nggak semua orang yang punya satu atau dua ciri di atas langsung bisa kita cap sebagai narsistik. Tapi, kalau temanmu menunjukkan mayoritas dari ciri-ciri ini secara konsisten dan sudah mulai mengganggu kesehatan mentalmu, itu adalah sinyal keras untuk segera mengambil jarak.
Kesehatan mental itu penting banget, lho! Jangan sampai kamu terus-menerus dikuras energi dan kepercayaan dirinya gara-gara pertemanan yang toxic. Kenali tanda-tandanya, lindungi dirimu, dan ingat, kamu berhak punya pertemanan yang saling menghargai dan mendukung, bukan yang malah bikin kamu merasa nggak berharga.
Sumber Gambar: Keker Fajar
Next News

Kisruh Dugaan Perselingkuhan Memanas, Insanul Fahmi Beberkan Fakta Hubungannya dengan Inara
3 days ago

Pernikahan Tinggal Hitungan Hari Batal Gara-Gara Selingkuh: Kisah Ririn Bakar Undangan Jadi Simbol Patah Hati dan Kekuatan Baru
5 days ago

Rahasia Dekati Sagitarius: Si Paling Bikin Penasaran
6 days ago

Nama Inara Rusli Ramai Lagi, Kali Ini Terkait Dugaan Jadi Orang Ketiga
6 days ago

Kehamilan Pertama Alyssa Daguise, Jadi Kado Spesial Ultah Al Ghazali
6 days ago

Fiki Naki Resmi Menikah dengan Tinandrose, Akad Sederhana Jadi Sorotan Warganet
6 days ago

Milenial vs Gen Z: Jurang atau Jembatan?
8 days ago

Krisis Identitas: Ketika Lo Bingung Mau Jadi Siapa (dan Itu Normal!)
8 days ago

Rumah: Narasi Panjang Hidup, Cinta, dan Drama.
8 days ago

Fenomenal! Taylor Swift & Travis Kelce: Siap Menikah?
9 days ago





