Ceritra
Ceritra Update

Bukan Drama Biasa, Ini 8 Tanda Gawat Pneumonia yang Nggak Bisa Kamu Anggap Remeh!

Tantra - Tuesday, 11 November 2025 | 03:00 PM

Background
Bukan Drama Biasa, Ini 8 Tanda Gawat Pneumonia yang Nggak Bisa Kamu Anggap Remeh!

Ketika Napas si Kecil Tercekat: Bukan Drama Biasa, Ini 8 Tanda Gawat Pneumonia yang Nggak Bisa Kamu Anggap Remeh!

Sebagai orang tua, rasa was-was adalah teman akrab kita sehari-hari. Sedikit batuk, suhu badan naik satu derajat, atau rewel tanpa sebab jelas, hati langsung dag-dig-dug tak karuan. Apalagi kalau menyangkut penyakit yang sering jadi momok dan bisa datang kapan saja, seperti pneumonia. Penyakit yang satu ini memang bukan kaleng-kaleng, lho. Diam-diam bisa menggerogoti paru-paru si kecil dan, kalau sampai telat ditangani, bisa berujung fatal. Ngeri banget, kan? Makanya, penting banget buat kita para orang tua, calon orang tua, atau siapa pun yang punya adik/keponakan, untuk melek alias tahu betul apa saja tanda-tanda "SOS" dari pneumonia pada anak. Jangan sampai cuma jadi penonton pas anak kita udah menunjukkan gejala serius. Untungnya, kita punya pahlawan yang siap membongkar rahasia ini: Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K), Subsp. Pulmo dari RSCM. Beliau adalah dokter spesialis pulmonologi anak yang kepakarannya tak perlu diragukan lagi. Lewat beliau, kita jadi tahu, kapan sih momen yang pas buat bilang "ini gawat!" dan langsung lari ke fasilitas kesehatan terdekat? Yuk, kita bedah satu per satu.

Jangan Sampai Telat, Ini 8 Tanda Bahaya Pneumonia yang Nggak Bisa Dinego!


Bayangkan skenario terburuk, di mana si kecil tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda yang bikin kita merinding. Dr. Muzal Kadim membeberkan setidaknya ada delapan sinyal lampu merah yang wajib kamu waspadai. Ini bukan cuma "rewel biasa" atau "kurang enak badan," tapi sinyal bahaya yang butuh penanganan medis secepat kilat.

1. Bibir atau Ujung Jari Kebiruan (Sianosis)


Oke, ini tanda yang paling kentara dan sering bikin panik. Pernah lihat bibir anak atau ujung jari kakinya agak kebiruan? Nah, itu namanya sianosis. Dalam dunia medis, warna kebiruan ini adalah alarm keras bahwa tubuh si kecil kekurangan oksigen. Bayangkan, organ vitalnya tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup! Ini bukan cuma soal estetika warna bibir, tapi pertanda fungsi pernapasan anak sudah sangat terganggu. Kalau sudah begini, jangan tunda sedetik pun, langsung bawa ke IGD!

2. Dehidrasi


Tubuh anak itu rapuh, apalagi kalau kekurangan cairan. Pneumonia seringkali disertai demam tinggi dan napas yang cepat, yang keduanya bisa bikin tubuh kehilangan banyak cairan. Akibatnya? Dehidrasi. Tanda dehidrasi bisa macam-macam: anak jadi lemas, mata cekung, kulitnya kering, frekuensi buang air kecil berkurang, sampai kadang nangis tanpa air mata. Dehidrasi berat ini bisa bikin kondisi anak makin drop, bahkan bisa memicu gagal organ. Makanya, jaga asupan cairan anak itu nomor satu, tapi kalau sudah terlanjur dehidrasi parah karena pneumonia, dokter perlu segera turun tangan.

3. Kejang


Melihat anak kejang adalah mimpi buruk setiap orang tua. Gerakan tak terkontrol, mata melotot, atau tubuh kaku bisa jadi pertanda masalah serius pada otak. Dalam kasus pneumonia berat, kejang bisa terjadi karena demam yang terlalu tinggi (kejang demam) atau karena kekurangan oksigen yang parah pada otak. Apa pun pemicunya, kejang itu S.O.S! Ini bukan cuma soal "badannya lagi panas banget," tapi ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuhnya yang perlu penanganan medis segera.

4. Penurunan Kesadaran


Nah, ini juga bikin merinding. Anak yang biasanya aktif, ceria, tiba-tiba jadi lesu, susah dibangunkan, atau bahkan tidak responsif sama sekali. Ini adalah tanda penurunan kesadaran, yang bisa berarti otaknya tidak berfungsi optimal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal dalam kasus pneumonia, mulai dari kekurangan oksigen, infeksi yang menyebar, hingga dehidrasi berat. Kalau si kecil jadi linglung, tidak mengenali orang tua, atau susah diajak interaksi, jangan cuma berpikir "anaknya lagi ngantuk," langsung angkut ke rumah sakit!

5. Sesak Napas Berat dengan Napas Sangat Cepat dan Tarikan Dinding Dada


Ini adalah salah satu tanda paling klasik dan mengerikan dari pneumonia berat. Coba perhatikan napas anak. Apakah sangat cepat, bahkan jauh di atas normal? Lalu, lihat dadanya. Apakah ada tarikan ke dalam (retraksi) di bagian bawah tulang rusuk atau di lehernya setiap kali ia bernapas? Ini artinya anak sedang berjuang keras untuk menghirup oksigen. Paru-parunya sedang "berperang" dan ia membutuhkan bantuan ekstra. Napas cepat dan tarikan dinding dada ini jelas menunjukkan bahwa si kecil sedang dalam kondisi gawat darurat pernapasan. Ini bukan main-main, lho!

6. Anak Merintih


Kadang anak tidak bisa bicara, tapi tubuhnya punya cara sendiri untuk berkomunikasi. Suara rintihan halus yang keluar dari anak saat ia sakit berat, terutama saat bernapas, adalah salah satu sinyal bahaya. Suara "mendengkur" atau "merintih" saat menghembuskan napas ini dikenal juga sebagai "grunting" dalam istilah medis. Ini adalah upaya terakhir tubuhnya untuk menjaga paru-paru tetap terbuka agar bisa mendapatkan lebih banyak oksigen. Kalau si kecil sudah merintih seperti ini, itu artinya ia sedang berjuang mati-matian, dan itu adalah sinyal "kode merah" yang harus segera ditanggapi.

7. Tidak Bisa Minum atau Makan


Makan dan minum adalah kebutuhan dasar, apalagi bagi anak yang sedang sakit untuk memulihkan diri. Tapi kalau si kecil sampai tidak bisa minum atau makan sama sekali, ini bahaya besar. Bukan cuma karena ia akan kehilangan energi, tapi juga bisa memperparah dehidrasi yang sudah kita bahas sebelumnya. Anak yang tidak mau minum bisa dengan cepat jatuh ke kondisi yang lebih parah, karena ia kehilangan asupan cairan dan elektrolit penting. Jangan sepelekan ini. Kalau sudah dibujuk dengan berbagai cara tapi tetap menolak, segera cari pertolongan medis.

8. Saturasi Oksigen di Bawah 92 Persen


Di era pandemi kemarin, pulse oximeter atau alat pengukur saturasi oksigen di ujung jari mungkin jadi barang wajib di rumah. Nah, alat ini bisa jadi penyelamat untuk mendeteksi kondisi gawat lebih awal. Dr. Muzal Kadim menekankan, jika saturasi oksigen anak di bawah 92 persen, itu adalah tanda bahaya serius. Normalnya, saturasi oksigen di atas 95 persen. Angka di bawah 92 persen berarti paru-paru anak kesulitan memasukkan oksigen ke dalam darah, dan ini bisa berdampak fatal pada organ-organ vitalnya. Kalau kamu punya alat ini di rumah dan angkanya segitu, jangan pakai mikir panjang, langsung gercep ke rumah sakit!

Jangan Tunda, Waktu adalah Nyawa!

Pentingnya mengetahui tanda-tanda ini bukan cuma untuk menambah wawasan, tapi untuk memicu insting orang tua agar tidak menunda. Dr. Muzal Kadim dari RSCM memberikan pesan yang gamblang: jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari tanda-tanda kegawatan di atas, jangan buang waktu. Segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat, entah itu puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Mungkin kita sering berpikir, "ah, nanti juga membaik sendiri," atau "cuma masuk angin biasa." Tapi untuk kasus pneumonia, menunda penanganan bisa berarti mempertaruhkan nyawa si kecil. Ingat, lebih baik berlebihan dan ternyata tidak apa-apa, daripada santai dan akhirnya menyesal seumur hidup. Insting orang tua itu kuat, dan dilengkapi dengan pengetahuan ini, kamu jadi punya "senjata" untuk bertindak cepat dan tepat. Semoga anak-anak kita selalu sehat dan kita sebagai orang tua selalu siaga, ya!

Logo Radio
🔴 Radio Live