Ceritra
Ceritra Update

Tablet: Dari Puncak ke "Nggak Zaman", Lalu Bangkit Lagi!

Nuryadi - Monday, 01 December 2025 | 12:55 PM

Background
Tablet: Dari Puncak ke "Nggak Zaman", Lalu Bangkit Lagi!

Dulu, zaman kita masih percaya kalau BlackBerry Messenger itu adalah puncak peradaban komunikasi, ada satu perangkat yang datang dengan gebrakannya sendiri: tablet. Ingat dong, sekitar tahun 2010-an awal, begitu Apple merilis iPad, langsung deh dunia teknologi kena gegar budaya. Semua orang nganga, "Wah, ini apa lagi? Layar sentuh gede, bisa internetan, main game, nonton film. Bye-bye laptop berat!" Era baru telah tiba, katanya. Tapi ya, namanya juga industri teknologi, tren itu bisa berubah secepat kilat. Dari yang tadinya dielu-elukan, tablet sempat dibilang 'udah nggak zaman', terus sekarang? Eh, nongol lagi dengan pede-pedenya.

Yuk, kita bedah lebih dalam fenomena "perang tablet" di industri smartphone ini. Kok bisa sih perangkat yang sempat dianggap layu sebelum berkembang ini, tiba-tiba bangkit lagi dan bikin para pemain raksasa teknologi adu otot? Apa mereka lagi cari sensasi doang, atau memang ada kebutuhan yang belum terisi?

Dulu, Tablet Itu "The Next Big Thing"

Awal kemunculannya, tablet itu rasanya kayak jembatan antara smartphone yang layarnya mungil dengan laptop yang beratnya lumayan. Pas banget buat yang pengen layar gede tapi nggak mau ribet bawa laptop. Browsing jadi lebih lega, nonton YouTube makin asyik, main game Angry Birds pun terasa lebih imersif. Apple dengan iPad-nya jadi pionir yang sukses berat, diikuti Samsung dengan Galaxy Tab-nya, dan nggak lama kemudian, semua merek berlomba-lomba ngeluarin tablet. Pasar panas dingin, penjualan melesat, dan prediksi analis waktu itu bilang, "Smartphone itu buat teleponan, tablet itu buat segalanya!"

Tapi, euforia itu nggak bertahan lama. Sekitar pertengahan 2010-an, tren smartphone justru bergeser ke arah yang lebih "bongsor". Layar HP makin gede, dari yang tadinya 4 inci jadi 5 inci, terus 5.5 inci, bahkan ada yang sampai 6 inci lebih. Istilah "phablet" (phone-tablet) muncul. Nah, di sinilah tablet mulai kena "senjata makan tuan". Pertanyaan klasik muncul, "Kenapa gue harus beli tablet lagi kalau HP gue layarnya udah segede gaban?" Fungsi-fungsi yang tadinya cuma bisa dinikmati di tablet, sekarang udah bisa di HP. Praktisnya cuma bawa satu perangkat, bukan dua. Alhasil, penjualan tablet merosot, inovasi pun ikut lesu. Banyak yang mikir, "Ah, tablet cuma gedein HP doang, nggak ada bedanya."

Pandemi Bikin Tablet "Reborn"

Siapa sangka, musibah pandemi COVID-19 yang melanda dunia justru jadi titik balik bagi industri tablet. Work From Home (WFH), sekolah daring, sampai hiburan di rumah jadi kebutuhan primer. Layar HP yang segede apapun, kalau dipakai meeting online atau kelas daring berjam-jam, mata juga pegel kan? Nah, di sinilah tablet menemukan relevansinya lagi.

Tablet menawarkan layar yang lebih lega untuk video conference, lebih nyaman untuk membaca e-book materi pelajaran, atau sekadar nonton drama Korea marathon tanpa harus 'melototin' layar HP terus-terusan. Kebutuhan akan perangkat sekunder yang multi-fungsi tapi tetap portabel jadi tinggi. Dan boom! Penjualan tablet kembali meroket. Para produsen yang tadinya ogah-ogahan garap tablet, tiba-tiba semangat lagi. Mereka sadar, pasar tablet itu belum mati, cuma lagi tidur panjang aja.

Arena Pertempuran Baru: Bukan Sekadar Layar Gede

Sekarang, "perang tablet" ini bukan cuma adu gede-gedean layar atau murah-murahan harga. Lebih dari itu, pertarungan ada di ekosistem, produktivitas, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Pemain utamanya tentu saja masih dipegang Apple dengan lini iPad-nya. Mereka punya ekosistem yang solid, performa chip yang nggak kaleng-kaleng, dan dukungan aksesori seperti Apple Pencil dan Magic Keyboard yang bikin iPad serasa laptop mini. iPad kini nggak cuma buat konsumsi media, tapi juga alat kerja yang serius bagi desainer, ilustrator, atau content creator.

Di kubu Android, Samsung jadi pesaing terkuat dengan seri Galaxy Tab-nya. Mereka nggak mau kalah dalam soal produktivitas. Fitur DeX mode yang bikin tampilan tablet jadi mirip desktop PC, serta S Pen yang makin canggih, jadi andalan Samsung. Mereka juga rajin ngeluarin varian dari kelas entry-level sampai flagship, menyasar semua segmen pasar. Inovasi seperti layar AMOLED dengan refresh rate tinggi juga jadi daya tarik. Bisa dibilang, kalau Apple main di liga premium, Samsung berusaha mendominasi di semua lini.

Tapi, medan perang ini nggak cuma milik dua raksasa itu saja. Brand-brand lain seperti Xiaomi, Huawei, realme, OPPO, vivo, sampai Lenovo ikut meramaikan. Mereka datang dengan strategi masing-masing. Xiaomi misalnya, menawarkan tablet dengan spesifikasi gahar tapi harga bersahabat. Realme dengan tablet pertamanya yang fokus pada media konsumsi dan harga terjangkau. Huawei, meskipun sempat terganjal masalah lisensi Google, tetap berusaha menghadirkan tablet dengan ekosistem HarmonyOS dan fitur-fitur produktivitas yang menarik. Lenovo, dengan pengalaman di laptop, mencoba membawa DNA produktivitas ke lini tablet mereka.

Apa yang jadi senjata andalan mereka di "perang" ini? Ini dia beberapa medan pertempuran utamanya:

  • Performa dan Layar: Chipset yang bertenaga, RAM yang besar, serta kualitas layar (AMOLED vs. IPS, refresh rate tinggi) jadi kunci. Siapa yang bisa kasih visual paling ciamik dan pengalaman multitasking paling mulus, dia yang diincar.
  • Produktivitas: Dukungan stylus untuk mencatat atau menggambar, keyboard eksternal yang nyaman, dan fitur multitasking seperti split screen atau floating window jadi nilai plus. Tablet bukan lagi cuma buat nonton, tapi juga ngerjain tugas kantor atau sekolah.
  • Ekosistem: Seberapa mulus tablet ini terintegrasi dengan HP, laptop, atau perangkat wearable kita? Fitur seperti continuity camera, seamless file sharing, atau kemampuan menggunakan tablet sebagai layar kedua, itu penting banget buat nambah nilai jual.
  • Harga: Jujur saja, ini yang paling sering jadi penentu. Apalagi di negara berkembang seperti Indonesia. Tablet dengan spek mumpuni tapi harga "anak kos" itu bakal jadi primadona.
  • Baterai dan Desain: Desain tipis, ringan, premium, dan daya tahan baterai seharian penuh adalah poin penting yang nggak bisa ditawar.

Tablet di Era Sekarang: Bukan Cuma Layar Gede

Menurut gue pribadi, bangkitnya tablet ini bukan cuma karena dorongan pandemi semata. Tapi juga karena ada pergeseran cara pandang konsumen. Tablet kini bukan lagi dipandang sebagai "HP yang digedein", melainkan sebuah perangkat yang punya identitas dan fungsi spesifiknya sendiri. Ini adalah perangkat yang ideal untuk:

  • Pelajar dan Mahasiswa: Untuk e-learning, mencatat kuliah dengan stylus, atau presentasi kelompok.
  • Pekerja Kreatif: Untuk menggambar digital, editing foto/video ringan, atau membuat presentasi visual.
  • Pekerja Kantoran: Sebagai perangkat kedua yang ringan untuk meeting, membaca dokumen, atau email saat bepergian.
  • Penikmat Hiburan: Untuk streaming film/series, membaca komik/e-book, atau gaming dengan pengalaman visual yang lebih memuaskan.

Intinya, tablet sekarang bukan cuma bisa, tapi juga didesain untuk melakukan hal-hal ini dengan lebih nyaman dan efisien daripada smartphone atau bahkan laptop dalam beberapa kasus. Inovasi di sisi software, seperti iPadOS dari Apple atau peningkatan Android untuk tablet, juga turut andil. Mereka semakin memaksimalkan potensi layar besar dan input stylus, menjadikannya lebih dari sekadar konsumsi media.

Masa Depan "Perang" Tablet

Ke depan, saya yakin "perang tablet" ini akan semakin seru dan sengit. Kita akan melihat lebih banyak inovasi dari sisi hardware (mungkin tablet lipat yang makin matang?), maupun software (integrasi AI yang lebih mendalam, atau OS yang makin pintar adaptif ke berbagai mode penggunaan). Persaingan harga juga akan tetap jadi faktor penentu, terutama di segmen menengah ke bawah.

Pada akhirnya, siapa yang diuntungkan dari perang ini? Ya kita, para konsumen. Dengan persaingan yang ketat, produsen akan terus berinovasi, memberikan fitur-fitur terbaik, dengan pilihan harga yang bervariasi. Jadi, kalau kamu lagi bingung mau beli tablet apa, tenang aja. Pilihan sekarang udah banyak banget, tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan kantong. Yang jelas, era tablet "cuma gedein HP doang" itu udah lewat. Sekarang, tablet punya taringnya sendiri dan siap bersaing di belantara teknologi modern.

Logo Radio
🔴 Radio Live