Ceritra
Ceritra Update

Jatim Siaga! Cuaca Ekstrem Mengancam 20-29 Oktober

Chindy - Wednesday, 22 October 2025 | 04:00 PM

Background
Jatim Siaga! Cuaca Ekstrem Mengancam 20-29 Oktober

Langit cerah di pagi hari kini bukan jaminan sore yang tenang. BMKG Juanda memperingatkan seluruh warga Jawa Timur agar lebih waspada mulai 20 hingga 29 Oktober 2025. Potensi cuaca ekstrem dari hujan intensitas tinggi, petir, angin kencang, hingga hujan es diprediksi dapat terjadi di berbagai wilayah.


“Kondisi atmosfer sedang tidak stabil. Suhu permukaan laut yang hangat di perairan Jawa Timur memicu pertumbuhan awan hujan secara cepat,” kata Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, dalam keterangan resminya. Ia menambahkan bahwa gangguan gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan Rossby memperkuat potensi badai lokal di wilayah tersebut.


Dari pantauan BMKG, 32 kabupaten dan kota di Jawa Timur berpotensi terdampak. Daftar itu mencakup wilayah padat penduduk seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Jember, dan Banyuwangi. Wilayah pesisir utara hingga dataran tinggi di bagian selatan juga diminta siaga terhadap pohon tumbang, genangan air, hingga kerusakan ringan pada bangunan akibat angin kencang.

“Perubahan bisa terjadi tiba-tiba. Pagi panas, siang mendung, lalu tiba-tiba hujan deras disertai angin. Masyarakat perlu hati-hati terutama saat beraktivitas di luar ruangan,” tambah Taufiq. BMKG juga mengingatkan agar warga tidak berteduh di bawah pohon atau baliho besar saat hujan lebat disertai petir.


Dampak sosial dari cuaca ekstrem ini sudah terasa. Beberapa daerah di Madiun dan Kediri melaporkan angin kencang yang merobohkan papan reklame dan menumbangkan pepohonan. Di Malang, warga sempat dikejutkan oleh fenomena hujan es berukuran kelereng yang turun selama 10 menit dan membuat jalan licin. Sementara di pesisir utara, petani garam mengeluh karena produksi mereka terganggu akibat curah hujan yang tidak menentu.


Selain berdampak pada aktivitas harian, cuaca ekstrem ini juga menguji kesiapsiagaan warga. Sejumlah sekolah di Surabaya bahkan mulai membatasi kegiatan luar ruangan dan meminta orang tua menjemput anak lebih awal jika langit mulai gelap. Di beberapa tempat, komunitas warga mulai membentuk grup siaga banjir dan berbagi informasi prakiraan cuaca lewat WhatsApp.

BMKG Juanda meminta semua pihak tetap tenang, tapi tidak abai. “Cek pembaruan cuaca setiap hari. Jangan remehkan tanda-tanda langit gelap dan hembusan angin mendadak. Itu bisa jadi pertanda cuaca ekstrem dalam hitungan menit,” tutup Taufiq.


Musim peralihan selalu datang dengan ujian: langit yang berubah cepat, dan manusia yang kadang terlambat bersiap. Maka, mungkin bukan cuaca yang “mengamuk” tapi kita yang lupa beradaptasi. Siapkan diri, jaga lingkungan, dan saling ingatkan. Karena cuaca bisa menipu, tapi kewaspadaan tak pernah salah.

Logo Radio
🔴 Radio Live