Dari Mimpi Indah ke Petaka: Kisah Kapal Tenggelam
Chindy - Friday, 31 October 2025 | 03:00 PM


Saat ombak dan gelap bergulung, 24 pekerja tambang bertahan di atas rakit darurat setelah KM Cahaya Sarifa dilaporkan tenggelam di perairan Morowali. Sekitar pukul 02.00 WITA, kapal KM Cahaya Sarifa mengalami kebocoran dan perlahan miring—24 penumpang berhasil naik rakit darurat, menanti pertolongan di tengah gelap laut Morowali.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis dini hari, Kapal KM Cahaya Sarifa, yang diketahui membawa pekerja tambang dan logistik, dilaporkan mengalami kebocoran di lambung setelah mesin utama tiba-tiba mati. Air laut mulai masuk perlahan, sementara hujan deras dan angin kencang membuat kapal sulit dikendalikan.
Ketika kapal mulai miring, nahkoda memerintahkan seluruh penumpang untuk bersiap. Dalam kepanikan, mereka berusaha mengamankan rakit darurat seadanya. “Kami sudah pasrah. Ombak besar, angin kencang, dan gelap. Tapi kami tetap berpegangan,” tutur salah satu penumpang yang berhasil diselamatkan, seperti dikutip dari laporan tim SAR.
Laporan diterima oleh Kantor SAR Palu sekitar pukul 04.03 WITA. Tim gabungan Basarnas, Dinas Perikanan, dan warga setempat langsung bergerak menuju lokasi. Pencarian dilakukan di area perairan sekitar Pulau Tokonanaka, Morowali, menggunakan kapal cepat dan drone udara. Setelah tiga jam penyisiran, seluruh 24 penumpang ditemukan terapung di atas rakit darurat dalam kondisi lemah namun selamat. Mereka kemudian dievakuasi ke dermaga TPI Matano untuk mendapatkan perawatan dan makanan hangat.
Kepala Basarnas Palu menyebut keberhasilan penyelamatan itu tak lepas dari respon cepat tim dan kerja sama masyarakat sekitar. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem di perairan Sulawesi Tengah akhir-akhir ini menuntut kewaspadaan tinggi bagi semua kapal, terutama yang beroperasi di jalur industri tambang dan antar-pulau.
Selamatnya 24 nyawa di laut Morowali bukan hanya kisah keberuntungan, tapi peringatan. Laut bukan sekadar jalur, ia bisa berubah jadi ujian dalam hitungan detik. Setiap kapal yang berlayar seharusnya membawa kesiapan, bukan sekadar penumpang dan muatan. Karena di atas ombak, yang menentukan bukan sekadar arah angin tapi juga tanggung jawab manusia menjaga keselamatan sesamanya.
Next News

Panik Saat Internet Mati Global? Ini Penjelasannya!
in an hour

Indra Sjafri Kantongi 18 Pemain Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
in an hour

Mendiktisaintek Siapkan Lulusan Perguruan Tinggi Untuk Bersaing di Pasar Kerja Global
in an hour

Tiga Pelaku Curanmor Ditangkap Polisi Usai Beraksi di 10 TKP Surabaya
in 17 minutes

World Angklung Day 2025 Gaungkan Diplomasi Budaya dari California hingga Chicago
3 hours ago

Cuaca Jawa Timur Hari Ini: Awan Tebal dan Potensi Hujan Petir
4 hours ago

Menkum Tegaskan: Polisi Aktif yang Sudah Duduki Jabatan Sipil Tak Perlu Mundur
a day ago

Turnamen Basket Hipmi Jaya: Pelantikan Pengurus & Silaturahmi!
a day ago

Pelantikan Klub Basket HIPMI Jaya: Gebrakan Baru!
a day ago

Puan Maharani Apresiasi Muhammadiyah di Usia 113 Tahun: Terus Berkhidmat untuk Umat
a day ago




